miércoles, 4 de julio de 2012

Sedikit (lagi) Cerita Masa Muda

Demi selembar kreativitas, aku menuangkan ini di sini. Entah mengapa, aku resah. Aku tak sanggup untuk memendam ini semua. Kepalaku terlalu penuh, pecah bisa-bisa. Senang, sedih, kesal, marah, bahagia, gemas, bercampur menjadi kue yang tidak dimakan, atau akan dimakan ketika benar-benar kelaparan. Keji, dunia percintaan anak muda. Sabtu, 21 April 2012 Aku berangkat ke UI, akan menonton salah satu band kesukaan, White Shoes and The Couples Company. Aku dengan rok panjang dan kaus abu-abu ketat dibubuhi kalung batu yang melingkar menghias sekitar dada dan leher, berangkat bersama ibu dan tetangga. Sesampainya di sana, kutemui beberapa temanku, menonton bersama, berbincang-bincang dan merokok bersama. Malam itu aku sudah berjanji dengan temanku dari Cibubur sana, aku akan merambah dunia malam lagi, dunia yang banyak misteri, dunia yang sering dipandang sebelah mata. Namun sepertinya malam itu memang aku tidak bisa memungkiri jika aku termasuk salah satu dari mereka yang nakal, mabuk, berbicara seenaknya dan bertindak layaknya manusia tak berotak. Dari UI aku menumpang temanku hingga pocin, lalu berjalan kaki ke Margo. Di margo menikmati musik sebentar, lalu kawanan brengsek dari Cibubur sudah tiba di depan Margo. Aku melangkah, tidak, aku berlari menuju jembatan penyeberangan, melayangkan pandangan, tertuju pada mobil van merah marun milik temanku. Aku berjalan ke arahnya, memasuki mobil. "Masuk ke dalem, cepetan". Seorang laki-laki berbaju hitam v-neck, celana jeans hampir skinny abu-abu, dan sepatu caterpillar warna cokelat muda yang aku tidak tahu siapa dia. Aku tidak mengenalnya. Aku masuk ke dalam, paling belakang. Aku sendirian, memandangi ponsel yang sedang terhubung dengan dunia maya, sempat kunaikkan status "Tadi kesepian, sekarang keramean". Ya, di dalam mobil itu berkumandang musik masa kini, jaman sekarang. Aku tidak tahu harus menyebutnya dengan apa, musik jedak-jeduk aku menyebutnya. Rangkaian ilustrasi musik yang aku tak tahu maknanya, tak jelas liriknya, menghentak-hentak telingaku. Aku sedikit muak, ditambah mual karena kawanku menyetir van terlalu ekstrim. Di belokan yang aku tidak tahu di mana belokan itu persisnya, pria berbaju hitam v-neck tadi meminta untuk tukar posisi, menyetir. Aku pikir mungkin akan lebih baik..... Ternyata tambah parah. baru belok, ada motor naas tertabrak. Mungkin pengendara dan yang menumpang habis melakukan suatu kegiatan ranjang, atau apa. Entahlah, atau mereka sedang sial saja, mungkin. Si cowok yang membawa motor bibirnya robek, ceweknya luka-luka. Ditinggallah satu teman di dalam mobil di TKP untuk jaminan, belakangan aku tahu namanya Remon. Doraemon. Aku terdiam di belakang. Memandangi yang sudah terjadi. Tak banyak bicara, aku tak mau ikut-ikutan. Sampailah di klinik, mengurus cewek tersebut. Aku hanya merokok di depan, ngobrol-ngobrol dengan kawanku yang kukenal, si supir pertama. Si pria berkaus v-neck hitam mondar-mandir, aku tak peduli. Aku tak memperhatikan, aku tak mau ikut-ikutan, sudah berapa kali kubilang. Belakangan aku tahu namanya, sebut saja si Bujang. Dari sana kami ke RS Fatmawati, di situ perutku tak karuan, seperti maag, mungkin. Aku tak tahu persis. Aku butuh makanan. Tapi aku mengurungkan niat untuk makan, aku merokok, lagi dan lagi. Aku masuk ke ruang UGD, melihat begitu banyak orang kesakitan,ya. Aku sedikit tidak tega, kata teman-temanku bibirku pucat, ya sudahlah aku keluar saja. Kembali membakar rokok untuk kesekian kalinya. Aku melihat pria bertato, ternyata dia adalah abang-abangan dari si Bujang. Di lehernya terdapat tato Marylin Monroe. Ia sempat bertanya namaku, ia lupa, lalu kujelaskan lagi, namaku "Zaitun", ya, agar dia ingat, Zaitun, Olive. Ternyata si Bujang juga memperhatikan. Kata abang bertato Marylin Monroe itu aku keren karena aku tahu siapa nama tokoh di lehernya itu. Ya, siapa yang tak tahu Marylin Monroe? Mungkin sebagian besar seumuranku sering melihat gambar dan fotonya namun tak tahu siapa namanya, payah. Si bujang tiba2 berkata eh bagi rokok dong, rokok gue ketinggalan nih" rokok si Bujang merk x, aku y. Lalu kutawarkan "nih, rokok gue ini, lo masuk ga?" katanya "eh ini emang rokok gue! gara-gara si remon aja tuh rokok gue jadi x". Alasan klasik, Bujang. Kataku dalam hati sambil memutar bola mata dan menyerahkan rokokku padanya. Setelah selesai semua urusan di Rumah Sakit dan lain lain, abang bertato bertanya berapa jumlah uang kami, lalu mengajak mabuk di jalanan yang sering ada balap liar setiap malam Jumat. Itu malam minggu, jadi yang di sana ya... pemabuk. Si Bujang membawa motor abangnya, aku naik mobil, si abang nyetir. Di lampu merah sempat kulayangkan pertanyaan iseng ke Bujang "heh, abis coli lo ya tadi? hahaha" Bujang kaget, entah karena kalimatku terlalu frontal, atau tebakanku benar, dia menjawab dengan muka aneh "hah? engga! enak aja!" hahahahaha aku tertawa puas sekali. Sesampainya di jalan xx tersebut, mereka membeli minuman. Aku, bukan peminum alkohol, dicekoki sedikit saja otakku sudah pergi bersama angin, perutku perih. Lambungku memang lemah kata dokter. Sudahlah, bersenang-senang saja dulu malam ini. Namun aku ada janji dengan yang lain, aku merengek minta dipanggilkan taksi. Akhirnya si Bujang mengantarku ke pull taksi di ujung jalan dengan motor. Ia sempat meminta nomorku, aku lupa aku memberi nomor yang mana, entahlah, semoga saja benar, aku sudah tinggi, Bujang. Ia memintaku memberi kabar kepadanya jika sudah sampai, namun aku mengatakan dia saja yang hubungi duluan, aku tak memiliki nomornya. Akhirnya aku tiba di rumah kawanku, kawan lama, sedikit rasa cinta. Entahlah pembicaraan pagi-pagi memang absurd. Tak perlu banyak bicara. Ada pesan di ponselku, dari si Bujang. Aku membalasnya sekali, lalu ponselku mati kehabisan tenaga. Minggu, 22 April 2012 Senja, telah kembali dari pondok kelapa. Aku masih tak habis pikir apa yang kulakukan semalam, sudahlah ini tidak akan sering. Aneh. Ada lagi pesan dari si Bujang. Sms berlanjut... terus...dan terus. tanpa henti setiap hari. Rabu, 23 April 2012 Aku dan kawan-kawan SMP ke DuFan. Pergi melepas rindu, melepas penat, dan melepas duka. Hingga malam tiba, kami pulang ke rumah. Aku mengambil mobil lalu mengantarkan teman lma, dia di Purworejo sana, namun sedang berlibur di Depok. Setelah itu aku nobar di suatu tempat makan cepat saji di bilangan Lenteng Agung. Entah apa yang kupikirkan.... Kutunggu si Bujang di parkiran. Masuk, nonton, makan, merokok, ngobrol, bosan. Dua babak telah usai dan adu penalti. Aku dan bujang memutuskan untuk ke mobil, dengan satu lagi kawanku si supir malam minggu kemarin. Di mobilku ada televisi, jadilah kami menonton penalti di mobil... Apa bedanya aku juga tak tahu. Hari itu terlalu absurd untuk diingat-ingat. Fakta yang kusadari adalah aku mulai menaruh perhatian pada si Bujang. Kamis, 24 April 2012 Siang hari, aku baru bangun. Ibuku bertanya "itu pisau lipet siapa ketinggalan di mobil? eh sama ada nasi tuh" "buset. Siape yang bawa piso lipet?" batinku. Aku berharap itu milik si Bujang. Aku ingin bertemu dengannya lagi! Sial, aku kadang terlalu cepat jatuh cinta namun sulit sekali menyudahinya. Aku sms si Bujang, benar saja itu pisau miliknya, nasinya milik Remon. hahahaha aku senang. Sore nanti, aku akan mengajar menggambar. Aku ajak si Bujang hadir, sekalian mengembalikan pisau lipat tersebut. Terlalu banyak kejadian, hingga akhirnya kami bermain-main dengan pisau lipat itu dan terkuaklah sebuah pernyataan yang menimbulkan harapan; Bujang memendam rasa padaku! Aku merasa muda kembali. Aku dicintai, aku disukai. Indah sekali dunia ini. Sabtu, 29 April 2012 Biasanya di tanggal ini aku merayakan bulanan dengan Gipcha Dahgya, namun dia entah ke mana. Atau aku yang menarik diri. Entahlah, sudah tak perlu diperpanjang. Aku bosan. Aku kembali bermain dengan geng brengsek Cibubur. Bukan, mereka tidak sebrengsek yang kukatakan. Hanya sebutanku saja, pencitraan. Kembali ke jalan xx. Minum. Lagi. Sial, terjebak pergaulan. Mabuk, sudah. Kasmaran. Ya, kasmaran... Di jalan pulang, Remon yang membawa mobil. Ugal-ugalan. Bujang berteriak "MON! PELAN-PELAN! GUE BELOM PACARAN AMA OLIP!" ..... benakku yang tadinya tinggi, tak berpikir apa-apa, hanya mengulang-ulang memori seketika tersentak. hihihi, dia benar-benar ingin menjadikanku pacar! Aku harus mulai mengorek informasi tentangnya. Saat kembali, aku menginap di rumah si supir, bukan, bukan Remon. Si supir malam minggu di bilangan Cibubur. Saat bangun, kutemukan pesan manis, indah sekali "Ntar kalo udah bangun sms/telp ke sini aja ya, loveyou". AKU INGIN BERTERIAK KEGIRANGAAAAN!

martes, 10 de abril de 2012

Gue pingin ngomong jorok. kontol. bangsat. ngentot. tai. gue kesel anjing. bajingan.

miércoles, 7 de marzo de 2012

(ceritanya) Masa Depan

Jadi... gue rangkum aja ceritanya. Jadi kami (tokoh "kami" dirahasiakan) sedang sering berbincang-bincang tentang masa depan. keren kan? keren lah. agak nggak penting sih sebenernya cuma sensasinya gimana gitu, hahahaha

- Kita berbicara tentang rumah. Rumah, di mana nanti kita tinggal. Katanya rumah orangtuanya sekarang nantinya dia yang tempatin, gue dengan pedenya bilang "nanti kita tinggal bareng-bareng di situ :D"
- Terus kita mau melihara anjing, anjingnya mau gue kasih nama kancil, kata dia kijang aja. dia mau golden retriever gue mau puddle. mungkin yg puddle gue kasih nama kancil, yang golden dikasih nama kijang, adil bukan?
- Terus dia bilang nanti melihara BMW lagi ya, gue bilang terserah.. asal ga pake duit operasional rumah tangga.
Gue minta ada studio lukis, kata dia iya sama buka tempat les gambar juga. ya ampun :')
Terus kalo anaknya cewek, mau dikasih nama Sarasvati.
- gue bilang "mau jadi dosen" katanya "kamu jadi dosenku aja" (ini rada ambigu) tapi pokoknya nanti gue kuliah yang pinter cari uang yang banyak biar hidupnya bahagia :'D
- Barusan, nih baru aja kita ngomongin tunangan. padahal kita engga tau makna sebenernya tunangan itu apa. lalu googling lalu kita tertawa bersama :'D hahahaha



banyak yang dibicarakan tentang masa depan, gue juga bingung kenapa kita sejauh ini.. gapapa lah :'D
ayamu Gipcha Dahgya :*

lunes, 27 de febrero de 2012

it's not over

Temans, aku kembali. Dengan gaya klasik jaman sekarang. Eh ga deng, kekinian amat kayanya hahaha. Oke....
Apa kabar lo? Gue baik sih, cuma ya gitudeh. Ya lo tau lah orang kalo punya blog biasanya buat apaan, buat curhat. Terus ya gue ngga mau nyampah lama-lama karena gue mau langsung curhat. Sip.
Lu bisa liat judul kan ya? Bisa dong. It's not over. IT IS NOT OVER YET! I'M STILL WITH YOU MOT!
Rada ga nyantai sih cuma ya gimana ya. Gini deh, misalnya lo punya pacar, terus putus. Abis putus lo temenan lagi cuma deket gitu, ya istilahnya kalian gak berstatus tapi kalian saling memiliki. Di masa-masa gak berstatus itu pasti ada dong momen2 di mana elo tuh lagi sayang-sayangnya..... Tapi coba lu bayangin kalo lu lagi sayang-sayangnya, lagi deket-deketnya, lagi sering jalan bareng, lagi suka smsan ngomongin masa depan, obrolan lagi hangat-hangatnya... Tiba-tiba si mantan tersayang atau si tanpa status tersebut besokannya langsung jalan sama cewek lain. APA KABAR?! APA KABAR LO SOBBB? APA KABAR LO GAISSSS?!!!! itu yang gue rasaain sekarang broh. syakit nyesek amsyong mabeybeh.
2 hari terakhir masa-masa gue deket... kita melakukan hal bersama. gue berangkat sekolah, pulang sekolah dijemput, main di rumah dia, ketiduran di rumahnya dari jam 3 sore sampe jam setengah 7 malem (ini tidur apa mati suri gue juga masih ragu sih), makan bareng, melakukan hal-hal yang kita suka, minum susu, dan lain-lain deh. saat itu... gue udah bilang... "jangan sama yang lain ya" pas gue bilang gitu gue netesin air mata. entah kenapa. mungkin insting (caelah kayak peka aja lu) ya pokoknya gitu. sedih gue sedih :'( intinya abis itu gue ditinggalin.

gue kangen dianter ke sekolah pagi2, dijemput siangnya, nongkrong di mami, minum nutrisari, merokok filter, makan bakso malang, beli pangsit superbanyak, ketiduran nungguin dia, pas dijemput disenyumin, diusap-usap, dicubit-cubit unyu pipinya, dipeluk, dipencet-pencet lemak perutnya, dikatain gendut, dimacem-macemin rambutnya sampe kayak ABG taun 60an, dijemput jam 11 malem, dibalikin jam 4 pagi, bubur lahar, bundaran HI, sevel matraman, blok M, senayan, panahan, taman surapati, puncak, BSD, semuanya. semuanya gue inget. sampe terakhir-terakhir nganterin ke kolam renang, dengan setia nungguin... ga ada orang lain sebaik itu sama aku. Mungkin aku emang kurang, kurang banget sama kamu. tapi aku sayang beneran... paling bener dari yang bener. terserah kamu mau percaya apa enggak...

AKU
buat apa aku balik lagi ke kamu, buat apa aku sayang-sayang lagi ke kamu, buat apa aku nyuekin orang2 lain yang sms aku, buat apa aku bela2in kabur malem2, buat apa aku nyisain waktu sebelum tidur buat sms dan mikirin kamu, buat apa aku nelepon kamu malem2 cuma mastiin kamu ada di mana, buat apa aku ngintilin kamu ke kosan, buat apa aku nyusulin kamu ke tempat tongkrongan, bawa kabur mobil yang aku belom terlalu lancar ngendarainnya, nyasar-nyasar di Jakarta, spion kiriku ancur nabrak pintu bak terbuka, digodain preman deket rel di lampu merah yang akhirnya aku nerobos lampu merah, nanya-nanya sama hansip jam setengah 2 pagi, nekat sms kamu, kepoin kamu, berusaha ada di mana kamu berada, nyamain ritmemu.... semua demi kamu, aku sayang kamu.

KAMU
semua pengorbananmu juga aku inget, gimana kamu bilang sama aku kalo cowok yg deket aku itu jahat, gimana kamu ngelindungin aku di mana-mana, jajanin aku setiap jalan karena aku ga pernah bawa duit waktu jalan, mau bawa aku ke dokter pas aku sakit, ngelepas baju kamu buat ngebalut kakiku yang kedinginan, nyelimutin sleeping bag pas di tenda, berbagi tas buat jadi bantal, minjemin jaket, jalan bareng-bareng ke homestay, waktu balik dari tidung kita naik bus bareng, beliin aku bubur ketan item, ngejabanin pas aku lagi BM, jam berapapun kamu mau nemenin dan bersedia buat aku... aku hargain itu, aku nggak akan pernah lupa.

KITA
kita ke anyer, aku diculik dari sekolah, kita ke tidung abis diklat, kamu ga tega liat aku disiksa siksa pas diklat, kamu nganterin aku dari sekolah abis diklat, kita disidang di mami, kita jadian di kursi merah, kita videocall YM, kita foto-foto, kita ke friends 2 friends, kita ngebir, kita marahan gara-gara aku jadi manager, kita balik lagi, kita putus lagi, kita selalu ngerayain anniversary meski sudah putus, kita balikan di tengah lapangan abis kamu foto buku tahunan (karena aku yang minta kamu tembak aku lagi di tengah lapangan) kita gila2an di sekolah, kita nonton TRON, baliknya kita kecelakaan, bekasnya masih ada sampe sekarang, kita nonton rumah dara yang kita salah kostum jadi kedinginan, kita makan di gultik, kita foto-foto di mana-mana, kita tidur di mobil di depan rumah gara-gara aku dikunciin, kamu jemput aku di blok M lalu kita jalan-jalan, kita hilang kontak, kita sama-sama punya pacar, kita sama-sama jomblo, kita ngomongin nama, kamu bilang "namamu kenapa nggak Sarasvati aja?" aku bilang "emang mau banget namanya sama-sama berbau india?" terus aku bilang lagi "ssst itu buat anak kita aja ntar" katamu "iya nanti kalo anaknya cewek". kita ke tidung, kita foto-foto mesra bak bulan madu, kita kabur bareng gara2 kamu takut diceburin, kita naik bus bareng, naik angkot bareng, naik ojek, terus kita hilang kontak, pas diklat ketemu kayak gak kenal, terus kamu nyuruh aku ambil laptop di rumahmu, terus aku suruh balikin lagi, terus di kencana aku di bawah kamu di atas, aku ke atas kamu juga ke atas, di atas aku ga bawa tas, pake baju seadanya, kita bangun tenda bareng, kita kedinginan lalu 1 sleeping bag berdua, aku lintingin rokok marlboro gagal (rasanya mirip2 marlboro guys! haha), makan mie, nutrijel, turun bareng, cuci kaki di kali, baliknya numpang mandi di rumahmu, kita kelaperan, aku masakin pizza mie katamu "enak, tai" sebenernya aku bingung kamu tuh muji apa ngeledek, abis itu kamu mager kamu minjemin aku motor, aku balik jam 2 akhirnya aku ketiduran di rumahmu, besoknya kita kelaperan lagi akhirnya masak telor dadar, abis itu diculik arya kita jalan-jalan, abis itu kita ke BSD, ke kosanmu, terus kita nonton mission impossible: ghost protocol, terus kita ngapain lagi? oiya diajak cia nonton pre-java jazz tapi kita salah kostum, dan itu kamu keren banget! aku sukaaa <3 hah.... terlalu banyak yang aku mau lupain gang, selama ini kalo misal aku pergi dari kamu lalu aku punya pacar sebenernya untuk pura-pura lupa sama kamu, ternyata engak bisa. aku masih bergantung sekali kepadamu. kalo kamu pilih yang lain, aku masih tetep nungguin kamu balik. aku masih sayang kamu, Diptya Gangga.



I love you if you read this.

lunes, 11 de julio de 2011

Selesai.

Ternyata memang hanya sebuah pelabuhan sementara.
Ternyata memang hanya sekadar penghibur sebentar.
Ternyata memang hanya sesuatu yang tidak abadi.
Ternyata memang hanya sekedar momen yang harus terlupakan.

Ya sudahlah, buat apa menangis? Masih banyak yang bisa ditertawakan di dunia ini.
Hubungan yang berakhir, masih banyak yang bisa dimulai lagi.

Terimakasih untuk semua yang telah kau ukir di dalam memoriku, semua keringat yang mengucur untukku, lembaran-lembaran uang untuk bersenang-senang bersamaku, setiap jengkal gerakanmu dan setiap kata-katamu untukku.
Ini saatnya menutup buku, mengganti dengan buku yang baru.

viernes, 24 de junio de 2011

cerita dini hari

Muka tertekuk, baju lusuh setelah dua hari tidak mandi. Jam menunjukkan pukul 00.24 dini hari. Aku berdiri di depan rumah, mengetuk pintu perlahan memanggil ibu. Aku baru saja pulang dari tempat berkumpul dengan teman-temanku. Tadi aku pergi untuk mendaftar acara pendakian gunung gede pukul tiga sore. Dan ini pukul satu dini hari. Aku mendaratkan tepukan ringan di keningku. Bodoh, dini hari baru sampai rumah, berbuat apa saja aku tadi? Rasanya waktu tidak terlalu bersahabat denganku. Rasanya baru saja aku pergi dan matahari masih menyinari dengan angkuh. Sekarang, angin dingin merasuk sampai ulu hati. Perubahan waktu yang begitu cepat. Hai Tuan Waktu, bisakah kau memperlambat dirimu berjalan? Rasa-rasanya begitu singkat hingga aku baru pulang dini hari.

Aku berangkat dengan sekian batang rokok, uang lima belas ribu, dompet, dan telepon genggam. Begitu keluar rumah, aku langsung mencari tukang fotokopi. Aku menggandakan kartu pelajar untuk syarat mendaki gunung bulan depan. Kuarahkan tangan kananku untuk mengontrol gas, kaki kananku berjaga di atas rem, kaki kiriku untuk mengoper gigi. Kubawa lari kuda besi ini, namun ternyata ia haus, mampirlah aku ke tempat pengisian minum untuk si kuda tersayang. Selembar uang lima ribu aku serahkan kepada pramuniaga perempuan bertubuh indah dan berambut panjang. Wanita cantik, namun dandanannya sedikit kampung dengan make up tebal.Tidak usah diperpanjanglah, ini hanya perspektifku. Kuda besiku sudah minum, aku siap membawanya lari. Aku ingin bertemu teman-temanku, baik yang lebih tua maupun lebih muda. Pondok yang berisikan orang-orang dengan pemikirannya yang jauh dan indah. Entah mengapa di mataku ini indah, namun tidak seindah bila kau pandang dengan matamu. Mungkin bagimu, aku dan teman-temanku hanya orang-orang di perkumpulan yang tidak berguna. Mungkin memang kami tidak menunjukkan prestasi kami di depan khalayak, namun bukan berarti prestasi kami juga banyak. Tuhan tahu semuanya, aku tidak perlu berkoar-koar untuk hal yang tidak tentu. Hanya jalani saja hidup ini dengan santai dan semuanya akan santai.

Di tempat berukuran 2x4 meter yang berisi barang-barang keperluan sehari-hari aku merebahkan badan untuk istirahat sejenak, udara di luar sangat panas. Angin berhembus dari kipas angin kecil dan nampaknya sudah tua. Bentuknya kotak, tidak ada yang menarik dari sang kipas angin. Sudahlah, apa juga yang harus dipermasalahkan selama si kotak tua berwarna cokelat tersebut masih menghembuskan angin? Toh, aku tinggal menikmatinya. Karpet hijau menjadi alas tempat kami duduk. Kasihan si karpet hijau, ia sering terkena tumpahan kopi apabila salah satu diantara kami ceroboh. Ia juga sering merasakan panasnya bara rokok ketika si pengisap rokok ceroboh dan tidak sengaja membuang baranya ke atas permukaan karpet hijau. Aku mendudukkan diri di depan layar komputer tua milik seniorku. Kubakar satu batang rokok dan mulai mengobrak-abrik isi komputer, tidak ada yang menarik. Aku bosan. Temanku sedang memainkan laptop, dan rasanya sangat menarik. Namun kuputuskan untuk bermain gitar terlebih dahulu. Sudah puas aku melantur dengan lirik seingatku, kunci seingatku, dan kocokan gitar yang terlihat asal, aku mengambil alih posisi depan laptop. Aku memainkan permainan yang membuatku keranjingan belakangan ini. Permainan menyusun kata dari huruf-huruf berbahasa Inggris. Lumayan untuk menambah kosakata.

Tatkala aku sedang bermain, tiba-tiba salah seorang temanku berkata "hei, dicari masmu tuh". Aku tetap fokus kepada layar. "hei, itu masmu" ah, bicara apa orang ini? Masku? Oh iya tadi aku sudah mengatakan kepada masku, alias pacarku itu bahwa aku sedang di tongkrongan ini. Aku menekan tombol 'pause' pada game, dan menoleh ke belakang. Kudapati masku berdiri di depan pintu dan menaik-turunkan alisnya. Ekspresi yang mengatakan "hai sayang, aku di sini." Aku beranjak dari depan laptop dan menerjang ke arah masku. Aku rindu padanya, senang sekali bertemu hari ini. Yah, sebut saja namanya si mas. Nanti aku disuruh bayar royalti jika menggunakan namanya sembarangan. Mas mengambil gitar dan memainkannya. Sudah lama aku tidak memiliki pacar yang bisa bermain alat musik, yah tidak penting memang namun ini momen yang membuatku terkagum-kagum kepadanya. Seorang lelaki yang absurd dan tidak jelas apa yang dia pikirkan maupun lakukan. Aku juga tidak mengerti mengapa aku begitu menyayanginya dan takut kehilangan. Belum pernah aku merasakan ini sebelumnya. Perasaan yang begitu menyayangi dan takut kehilangan. Biasanya, aku cenderung cuek jika memiliki kekasih. Aku memberikan kebebasan untuknya. Dengan masku juga, aku dan dia tidak memiliki peraturan tetap nan ketat. Aku dan dia hanya saling percaya dan yah, beginilah kami. Rasa cemburu pasti ada, namun kami sama-sama menahannya dan menjaga perasaan masing-masing. Mungkin aku masih sering terlalu egois untuknya, namun aku mencoba untuk tidak mementingkan keinginan diri sendiri. Ia sering mengingatkanku tentang apapun yang sekiranya aku telah melewati batas. Dia tidak marah, dia hanya mengingatkan. Aku senang diingatkan, ternyata dia memperhatikanku. Kami melakukan hal-hal konyol bersama-sama, terkadang otakku tidak bisa dikendalikan dan berujung mendaratnya dorongan ringan dari samping kepalaku yang bersumber dari dalam tubuh si mas yang tersalurkan lewat tangannya yang kurus. Ingin aku memeluknya setiap lima menit sekali. Wah, aku jadi melantur terlalu banyak mengenai kehidupanku dan masku. Aku bersyukur diberikan kebahagiaan oleh Tuhan, dan dengan kebahagian tersebut aku bertahan hidup. Aku juga bersyukur jika diberi kesedihan, karena jika tidak diberi kesedihan maka kita tidak akan pernah merasakan apa itu senang. Selamat menjalani hidup, kawan-kawan. Tetaplah dengarkan kata hatimu dan jalani hidupmu dengan santai.


Ocehan sedikit tidak bermutu ini hanya mengalir dengan sendirinya dari tanganku, Olivia si anak absurd dan sulit dikendalikan. Selamat membaca, teman-teman.

jueves, 23 de junio de 2011

Confession #eh

Yow my bloggie!
Ini cerita lagi. Bosen gak sih lo? Jangan bosen, ini blog kan emang buat cerita-cerita.
Jadi ini kejadian.... Kapan ya? Sekitar Februari kalo gak salah. Di mana sekolah gue, eh tepatnya ekskul gue mengadakan acara yang diberi nama Kemping Ceria, acaranya diadain di sekolah.
Gue minat banget dateng ke ini acara, banyak alesannya. Waktu itu gue lagi deket sama salah satu senior gue yang gantengnya sedunia. Oke ini berlebihan.
Jadi gue berharap kakak tersebut dateng ke acara kemping tersebut, tapi ternyata dia tidak datang. Pacar gue waktu itu, lagi ngejemput temennya yang dari solo.
Gue lupa dateng jam berapa ke sekolah, kalo gak salah agak maleman deh, gue abis dari motret band temen gue kalo ga salah. Pokoknya tiba-tiba gue nyampe sekolah. Terus ada bang Waku, kak Asri, terus siapa lagi gitu gue lupa. Nah di situ ada orang tinggi, gondrong, kulitnya cokelat, pake kupluk, pake kacamata. Ini orang dandanannya adventure abis (yailah apaan sih lu lip) ya pokoknya gitu deh. Itu orang eye catching banget, dan gue gak tau itu siapa. Perasaan senior gue gak ada yang segini kecenya, gue juga belom pernah liat doi di acara-acara plasma. Gue udah tanya-tanya tapi tidak ada yang memberikan gue kejelasan. Yaude tuh gue melanjutkan ketidakjelasan gue. Dari mulai mainan kamera, ngerusuhin orang, minta nyanyi-nyanyi sama kak Bowo, ngecengin orang. Lama-lama kok gue laper. Gue berkeluh kesah kepada pacar gue yang juga anak plasma tapi sedang tidak di lokasi. Akhirnya dia mengutus anak plasma angkatan atasnya dia, tapi rumahnya deket sekolah dan dia memang malaikat penyelamat gue dari kelaparan tidak tertahankan. Gue diculik Hamzah, ya namanya Hamzah. Gue makan sampe kenyang terus belok dulu ke rumah Hamzah buat ngobrol2 bareng Hamzah dan Upay sekalian santai sambil merokok sedikit. Gue kekenyangan dan itu sangat mager. Pacar gue saat itu (ya gue sebut pacar gue saat itu soalnya dia sudah mantan) akhirnya tiba dan membawa orang jawa, itu teman2nya Upay dan Hamzah. Oke skip ini gak penting. Gue ke sekolah jalan kaki sama si ex. Sekarang sebutnya ex aja. Sesampainya di sekolah gue gak jelas ngapain. Soalnya itu orang-orang lagi pada makan. Akhirnya gue ke ruang kelas yang kayaknya terang dan banyak orang.

Nah di sini ceritanya. Pas gue masuk ke ruang kelas itu, ada kakak asing yang tadi, ada bang waku, ada Kak TM, ada temennya. Kak TM dan temennya lagi bikin skripsi dan gue yang sok taunya selangit sok-sok mau nimbrung pembicaraan mereka. Belakangan gue tau kalo nama si kakak asing itu namanya Wisnu. Oke. Gue udah ngantongin namanya, santai. Ternyata memang dia bukan anak plasma, tapi organisasi tetangga, ekstanba. Nah di ekstanba itu ada mantan gue juga jadi kan gue bisa sekalian sekalian nanya gituuuuh yaa tau kaaan *plak!*
Di obrolan orang-orang dalem kelas itu gue selalu berusaha buat nimbrung. Dan dikarenakan gue takut dikata bawel dan sok asik, jadi gue rada menghindari mencampuri urusan orang-orang yang sudah lebih tua dari gue itu. Yaudah. Perjuangan di kelas gak asik. Gue keluar, lagi pada makan. Gue yang udah diculik dan ditraktir serta kenyang banget jadi gue cuma duduk dan memotret. Ngemis-ngemis rokok, abis itu kita ngobrol-ngobrol sebentar di sana. Yaaaah obrolan ringan. Eh ada si kakak Wisnu. Gue ngeliatin dari ujung rambut yang ditutupi kupluk sampe ujung kakinya dia yang panjang-panjang itu. Tangannya juga panjang-panjang, mengingatkan gue pada sesosok wayang. Lah? Gak tau gue juga. Kurus, cokelat, jarinya panjang-panjang. Pake kacamata. Cara bicaranya itu bikin orang tersihir dan percaya apa yang dia katakan. Kharismatik deh ya kerennya. Bikin gue duduk terdiam memperhatikan. FIX, gue ngefans. Sumpah gue pingin banget ngajak ngobrol ini orang, tapi gue bingung mau ngobrol dari mana, harus ngobrol apa, sumpah gak tau banget! Gue takut salah ngomong. Ini orang keliatan ilmunya tinggi banget, sementara gue cuma bocah kecil yang suka sok dewasa dan batu kalo dibilangin. Akhirnya gue cuma merhatiin dia selama gue bisa, kalo dia mau nengok gue buang muka. Takut kegep.
Terus suatu hari gue juga sempet ngeliat dia di sekret, tapi gue lagi-lagi gak nyapa.

Nah kemaren nih kemareeeen, baru banget kemaren. Gue iseng log in facebook. Mendadak grup plasma kok chatnya rame, eh gataunya ada si Kak Wisnu. Yaudah nimbrung-nimbrung dan sok asiklah gue di situ. Promo Y!M dan akhirnya gue nge-add ymnya dia. Gue merasa inilah waktunya gue mengatakan apa yang harus gue katakan dari bulan Februari. GUE NGEFANS! Setelah gue molsmuls terselubung di grup, gue putuskan untuk mengadakan confession di YM. Pertama dia membahas DP YM gue, ya intinya gue mengatakan gue masih labil.
Gue langsung pada intinya, gue bilang gue ngefans sama dia. Gue bilang gue duduk di deket dia biar kalo ada yang manggil dia, gue jadi tau namanya. Sumpah ini apaan banget dah gue jadi orang. Ibaratnya suka sama orang tapi bilang sama orangnya langsung, nah ini. Gue juga gak tau ini sifat pede sedunia dateng dari mana. Yaudahlah ya, gue juga nikmatin gue punya sifat kayak gini. Sifat ini sering banget menguntungkan posisi gue hahahaha
DAN TERNYATA, GUESS WHAT? Dia bilang, dia juga sempet merhatiin gue, dan sempat bertanya-tanya "kenapa ini anak gak mau ngobrol sama gue ya?" WUAH KACO! KACO DAH. Tau gini gue ngajak ngobrol dia dari dulu-dulu...
Percakapan kita berakhir karena gue mengantuk, dan intinya kita ngobrolnya nyambung. PARAH. Kenapa gak dari dulu aja ini mah kenalnyaaaa. Ya tapi gapapa sih, lega lah gue udah cerita ke dia tentang apa yang gue rasakan (ciailah, muke lo ijo lip). Dan gue ambil hikmah, kalo tertarik ngeliat orang, langsung aja samperin orangnya gausah pake malu-malu, entar sebel sendiri jadinya.
dan gue tetep ngefans sama kakak Wisnu. Kakak yang lucu #eh. Kakak yang kharismatik dan menyihir gue berbulan-bulan bikin penasaran. YIHAAAA!
GUE BANGGA PUNYA KENALAN YANG BEGINI NIH!

Cek fesbuknya di sini