viernes, 24 de junio de 2011

cerita dini hari

Muka tertekuk, baju lusuh setelah dua hari tidak mandi. Jam menunjukkan pukul 00.24 dini hari. Aku berdiri di depan rumah, mengetuk pintu perlahan memanggil ibu. Aku baru saja pulang dari tempat berkumpul dengan teman-temanku. Tadi aku pergi untuk mendaftar acara pendakian gunung gede pukul tiga sore. Dan ini pukul satu dini hari. Aku mendaratkan tepukan ringan di keningku. Bodoh, dini hari baru sampai rumah, berbuat apa saja aku tadi? Rasanya waktu tidak terlalu bersahabat denganku. Rasanya baru saja aku pergi dan matahari masih menyinari dengan angkuh. Sekarang, angin dingin merasuk sampai ulu hati. Perubahan waktu yang begitu cepat. Hai Tuan Waktu, bisakah kau memperlambat dirimu berjalan? Rasa-rasanya begitu singkat hingga aku baru pulang dini hari.

Aku berangkat dengan sekian batang rokok, uang lima belas ribu, dompet, dan telepon genggam. Begitu keluar rumah, aku langsung mencari tukang fotokopi. Aku menggandakan kartu pelajar untuk syarat mendaki gunung bulan depan. Kuarahkan tangan kananku untuk mengontrol gas, kaki kananku berjaga di atas rem, kaki kiriku untuk mengoper gigi. Kubawa lari kuda besi ini, namun ternyata ia haus, mampirlah aku ke tempat pengisian minum untuk si kuda tersayang. Selembar uang lima ribu aku serahkan kepada pramuniaga perempuan bertubuh indah dan berambut panjang. Wanita cantik, namun dandanannya sedikit kampung dengan make up tebal.Tidak usah diperpanjanglah, ini hanya perspektifku. Kuda besiku sudah minum, aku siap membawanya lari. Aku ingin bertemu teman-temanku, baik yang lebih tua maupun lebih muda. Pondok yang berisikan orang-orang dengan pemikirannya yang jauh dan indah. Entah mengapa di mataku ini indah, namun tidak seindah bila kau pandang dengan matamu. Mungkin bagimu, aku dan teman-temanku hanya orang-orang di perkumpulan yang tidak berguna. Mungkin memang kami tidak menunjukkan prestasi kami di depan khalayak, namun bukan berarti prestasi kami juga banyak. Tuhan tahu semuanya, aku tidak perlu berkoar-koar untuk hal yang tidak tentu. Hanya jalani saja hidup ini dengan santai dan semuanya akan santai.

Di tempat berukuran 2x4 meter yang berisi barang-barang keperluan sehari-hari aku merebahkan badan untuk istirahat sejenak, udara di luar sangat panas. Angin berhembus dari kipas angin kecil dan nampaknya sudah tua. Bentuknya kotak, tidak ada yang menarik dari sang kipas angin. Sudahlah, apa juga yang harus dipermasalahkan selama si kotak tua berwarna cokelat tersebut masih menghembuskan angin? Toh, aku tinggal menikmatinya. Karpet hijau menjadi alas tempat kami duduk. Kasihan si karpet hijau, ia sering terkena tumpahan kopi apabila salah satu diantara kami ceroboh. Ia juga sering merasakan panasnya bara rokok ketika si pengisap rokok ceroboh dan tidak sengaja membuang baranya ke atas permukaan karpet hijau. Aku mendudukkan diri di depan layar komputer tua milik seniorku. Kubakar satu batang rokok dan mulai mengobrak-abrik isi komputer, tidak ada yang menarik. Aku bosan. Temanku sedang memainkan laptop, dan rasanya sangat menarik. Namun kuputuskan untuk bermain gitar terlebih dahulu. Sudah puas aku melantur dengan lirik seingatku, kunci seingatku, dan kocokan gitar yang terlihat asal, aku mengambil alih posisi depan laptop. Aku memainkan permainan yang membuatku keranjingan belakangan ini. Permainan menyusun kata dari huruf-huruf berbahasa Inggris. Lumayan untuk menambah kosakata.

Tatkala aku sedang bermain, tiba-tiba salah seorang temanku berkata "hei, dicari masmu tuh". Aku tetap fokus kepada layar. "hei, itu masmu" ah, bicara apa orang ini? Masku? Oh iya tadi aku sudah mengatakan kepada masku, alias pacarku itu bahwa aku sedang di tongkrongan ini. Aku menekan tombol 'pause' pada game, dan menoleh ke belakang. Kudapati masku berdiri di depan pintu dan menaik-turunkan alisnya. Ekspresi yang mengatakan "hai sayang, aku di sini." Aku beranjak dari depan laptop dan menerjang ke arah masku. Aku rindu padanya, senang sekali bertemu hari ini. Yah, sebut saja namanya si mas. Nanti aku disuruh bayar royalti jika menggunakan namanya sembarangan. Mas mengambil gitar dan memainkannya. Sudah lama aku tidak memiliki pacar yang bisa bermain alat musik, yah tidak penting memang namun ini momen yang membuatku terkagum-kagum kepadanya. Seorang lelaki yang absurd dan tidak jelas apa yang dia pikirkan maupun lakukan. Aku juga tidak mengerti mengapa aku begitu menyayanginya dan takut kehilangan. Belum pernah aku merasakan ini sebelumnya. Perasaan yang begitu menyayangi dan takut kehilangan. Biasanya, aku cenderung cuek jika memiliki kekasih. Aku memberikan kebebasan untuknya. Dengan masku juga, aku dan dia tidak memiliki peraturan tetap nan ketat. Aku dan dia hanya saling percaya dan yah, beginilah kami. Rasa cemburu pasti ada, namun kami sama-sama menahannya dan menjaga perasaan masing-masing. Mungkin aku masih sering terlalu egois untuknya, namun aku mencoba untuk tidak mementingkan keinginan diri sendiri. Ia sering mengingatkanku tentang apapun yang sekiranya aku telah melewati batas. Dia tidak marah, dia hanya mengingatkan. Aku senang diingatkan, ternyata dia memperhatikanku. Kami melakukan hal-hal konyol bersama-sama, terkadang otakku tidak bisa dikendalikan dan berujung mendaratnya dorongan ringan dari samping kepalaku yang bersumber dari dalam tubuh si mas yang tersalurkan lewat tangannya yang kurus. Ingin aku memeluknya setiap lima menit sekali. Wah, aku jadi melantur terlalu banyak mengenai kehidupanku dan masku. Aku bersyukur diberikan kebahagiaan oleh Tuhan, dan dengan kebahagian tersebut aku bertahan hidup. Aku juga bersyukur jika diberi kesedihan, karena jika tidak diberi kesedihan maka kita tidak akan pernah merasakan apa itu senang. Selamat menjalani hidup, kawan-kawan. Tetaplah dengarkan kata hatimu dan jalani hidupmu dengan santai.


Ocehan sedikit tidak bermutu ini hanya mengalir dengan sendirinya dari tanganku, Olivia si anak absurd dan sulit dikendalikan. Selamat membaca, teman-teman.

jueves, 23 de junio de 2011

Confession #eh

Yow my bloggie!
Ini cerita lagi. Bosen gak sih lo? Jangan bosen, ini blog kan emang buat cerita-cerita.
Jadi ini kejadian.... Kapan ya? Sekitar Februari kalo gak salah. Di mana sekolah gue, eh tepatnya ekskul gue mengadakan acara yang diberi nama Kemping Ceria, acaranya diadain di sekolah.
Gue minat banget dateng ke ini acara, banyak alesannya. Waktu itu gue lagi deket sama salah satu senior gue yang gantengnya sedunia. Oke ini berlebihan.
Jadi gue berharap kakak tersebut dateng ke acara kemping tersebut, tapi ternyata dia tidak datang. Pacar gue waktu itu, lagi ngejemput temennya yang dari solo.
Gue lupa dateng jam berapa ke sekolah, kalo gak salah agak maleman deh, gue abis dari motret band temen gue kalo ga salah. Pokoknya tiba-tiba gue nyampe sekolah. Terus ada bang Waku, kak Asri, terus siapa lagi gitu gue lupa. Nah di situ ada orang tinggi, gondrong, kulitnya cokelat, pake kupluk, pake kacamata. Ini orang dandanannya adventure abis (yailah apaan sih lu lip) ya pokoknya gitu deh. Itu orang eye catching banget, dan gue gak tau itu siapa. Perasaan senior gue gak ada yang segini kecenya, gue juga belom pernah liat doi di acara-acara plasma. Gue udah tanya-tanya tapi tidak ada yang memberikan gue kejelasan. Yaude tuh gue melanjutkan ketidakjelasan gue. Dari mulai mainan kamera, ngerusuhin orang, minta nyanyi-nyanyi sama kak Bowo, ngecengin orang. Lama-lama kok gue laper. Gue berkeluh kesah kepada pacar gue yang juga anak plasma tapi sedang tidak di lokasi. Akhirnya dia mengutus anak plasma angkatan atasnya dia, tapi rumahnya deket sekolah dan dia memang malaikat penyelamat gue dari kelaparan tidak tertahankan. Gue diculik Hamzah, ya namanya Hamzah. Gue makan sampe kenyang terus belok dulu ke rumah Hamzah buat ngobrol2 bareng Hamzah dan Upay sekalian santai sambil merokok sedikit. Gue kekenyangan dan itu sangat mager. Pacar gue saat itu (ya gue sebut pacar gue saat itu soalnya dia sudah mantan) akhirnya tiba dan membawa orang jawa, itu teman2nya Upay dan Hamzah. Oke skip ini gak penting. Gue ke sekolah jalan kaki sama si ex. Sekarang sebutnya ex aja. Sesampainya di sekolah gue gak jelas ngapain. Soalnya itu orang-orang lagi pada makan. Akhirnya gue ke ruang kelas yang kayaknya terang dan banyak orang.

Nah di sini ceritanya. Pas gue masuk ke ruang kelas itu, ada kakak asing yang tadi, ada bang waku, ada Kak TM, ada temennya. Kak TM dan temennya lagi bikin skripsi dan gue yang sok taunya selangit sok-sok mau nimbrung pembicaraan mereka. Belakangan gue tau kalo nama si kakak asing itu namanya Wisnu. Oke. Gue udah ngantongin namanya, santai. Ternyata memang dia bukan anak plasma, tapi organisasi tetangga, ekstanba. Nah di ekstanba itu ada mantan gue juga jadi kan gue bisa sekalian sekalian nanya gituuuuh yaa tau kaaan *plak!*
Di obrolan orang-orang dalem kelas itu gue selalu berusaha buat nimbrung. Dan dikarenakan gue takut dikata bawel dan sok asik, jadi gue rada menghindari mencampuri urusan orang-orang yang sudah lebih tua dari gue itu. Yaudah. Perjuangan di kelas gak asik. Gue keluar, lagi pada makan. Gue yang udah diculik dan ditraktir serta kenyang banget jadi gue cuma duduk dan memotret. Ngemis-ngemis rokok, abis itu kita ngobrol-ngobrol sebentar di sana. Yaaaah obrolan ringan. Eh ada si kakak Wisnu. Gue ngeliatin dari ujung rambut yang ditutupi kupluk sampe ujung kakinya dia yang panjang-panjang itu. Tangannya juga panjang-panjang, mengingatkan gue pada sesosok wayang. Lah? Gak tau gue juga. Kurus, cokelat, jarinya panjang-panjang. Pake kacamata. Cara bicaranya itu bikin orang tersihir dan percaya apa yang dia katakan. Kharismatik deh ya kerennya. Bikin gue duduk terdiam memperhatikan. FIX, gue ngefans. Sumpah gue pingin banget ngajak ngobrol ini orang, tapi gue bingung mau ngobrol dari mana, harus ngobrol apa, sumpah gak tau banget! Gue takut salah ngomong. Ini orang keliatan ilmunya tinggi banget, sementara gue cuma bocah kecil yang suka sok dewasa dan batu kalo dibilangin. Akhirnya gue cuma merhatiin dia selama gue bisa, kalo dia mau nengok gue buang muka. Takut kegep.
Terus suatu hari gue juga sempet ngeliat dia di sekret, tapi gue lagi-lagi gak nyapa.

Nah kemaren nih kemareeeen, baru banget kemaren. Gue iseng log in facebook. Mendadak grup plasma kok chatnya rame, eh gataunya ada si Kak Wisnu. Yaudah nimbrung-nimbrung dan sok asiklah gue di situ. Promo Y!M dan akhirnya gue nge-add ymnya dia. Gue merasa inilah waktunya gue mengatakan apa yang harus gue katakan dari bulan Februari. GUE NGEFANS! Setelah gue molsmuls terselubung di grup, gue putuskan untuk mengadakan confession di YM. Pertama dia membahas DP YM gue, ya intinya gue mengatakan gue masih labil.
Gue langsung pada intinya, gue bilang gue ngefans sama dia. Gue bilang gue duduk di deket dia biar kalo ada yang manggil dia, gue jadi tau namanya. Sumpah ini apaan banget dah gue jadi orang. Ibaratnya suka sama orang tapi bilang sama orangnya langsung, nah ini. Gue juga gak tau ini sifat pede sedunia dateng dari mana. Yaudahlah ya, gue juga nikmatin gue punya sifat kayak gini. Sifat ini sering banget menguntungkan posisi gue hahahaha
DAN TERNYATA, GUESS WHAT? Dia bilang, dia juga sempet merhatiin gue, dan sempat bertanya-tanya "kenapa ini anak gak mau ngobrol sama gue ya?" WUAH KACO! KACO DAH. Tau gini gue ngajak ngobrol dia dari dulu-dulu...
Percakapan kita berakhir karena gue mengantuk, dan intinya kita ngobrolnya nyambung. PARAH. Kenapa gak dari dulu aja ini mah kenalnyaaaa. Ya tapi gapapa sih, lega lah gue udah cerita ke dia tentang apa yang gue rasakan (ciailah, muke lo ijo lip). Dan gue ambil hikmah, kalo tertarik ngeliat orang, langsung aja samperin orangnya gausah pake malu-malu, entar sebel sendiri jadinya.
dan gue tetep ngefans sama kakak Wisnu. Kakak yang lucu #eh. Kakak yang kharismatik dan menyihir gue berbulan-bulan bikin penasaran. YIHAAAA!
GUE BANGGA PUNYA KENALAN YANG BEGINI NIH!

Cek fesbuknya di sini

viernes, 17 de junio de 2011

random melulu

pertama ketemu, lo udah tau gue gimana. pertama ketemu, lo tau kelakuan gue kayak gimana tapi tapi tapi tapi tapi tapi tapi lo mengeluarkan kata-kata yang bikin gue mikir berkali-kali lipat, kenapa gak bilang dari awal? kalo lo memutuskan untuk memilih gue kenapa lo nggak suka apa yang gue lakukan? meskipun lo gak ngelarang tapi lo ga suka, itu sama aja larangan secara halus. dan bikin gue berkoar-koar di sini. sedih. bye.

random lagi

jadi ini tuh boleh dibaca boleh engga, boleh juga dibeli. pernah gak sih lo merasakan, rasa yang amat sangat terasa, rasa sayange bahkan rasanya rame kayak nano-nano, ah bangsat. gue ngerasa ngerasa tapi gak dirasa. gue mencintai tetapi tidak dianggap mencintai. rasanya seperti kau hidup namun kau tidak diakui oleh orang lain bahwa kau masih hidup, hidup di atas bumi. sebenernya tuh ada gak sih keseriusan ke gue? segala gue ditanya, tanya tanya aja terus sampe mampus. masih aja dipertanyakan, apakah sikap gue tidak menunjukkan? tunjuk satu bintang maka aku akan memetiknya. tidak adakah sesuatu yang membuatmu sadar betapa kau sangat aku banggakan dan aku cintai. seharusnya aku tidak boleh mengeluh tentang hal ini, mungkin ini adalah pembalasan timbal balik atas kelakuanku yang lalu. jadi aku tidak pernah mengeluh. mengeluh, memeluh, memeluk? mengkaji dan mengkaji, kasus demi kasus, berpikir positif namun hasilnya negatif karena fakta yang negatif, ingin rasanya aku bermain logika, memutarbalikkan fakta dan bermain negasi fakta. apa yang aku pikirkan tidak sesuai dengan yang aku lihat. positif di pikiran negatif pada faktanya, apakah aku bisa bertahan di atas bukit dan diterjang badai berkepanjangan? aku hanya sebuah lemari kecil yang penuh dengan rasa cinta hanya untukmu, bukan yang lain dan aku samasekali tidak berpikiran akan mencintai orang lain selain dirimu karena kau adalah apa yang aku cari. apakah kau juga merasakan hal itu? aku berharap begitu! aku ingin aku menjadi milikmu, kamu menjadi milikku. meski sikapku tidak seperti wanita normal lain, tetapi aku menyayangimu dengan caraku sendiri. dengan sifatku yang seperti ini. maukah kamu menerimaku apa adanya? apakah kau akan tetap bersamaku hingga akhir waktu? aku ingin bersamamu dan menjadi satu-satunya orang disampingmu apapun keadaannya. aku hanya sebuah kaleng kosong, yang mengharap cinta darimu, dari dirimu, apakah akan aku dapatkan? aku tidak tahu. ini hanya curahan suara hati yang sedikit ngawur dan tidak penting. tapi jika aku pendam aku tidak tahu akan jadi apa di dalam pikiran ini.

jueves, 9 de junio de 2011

Citamu, Citaku, Cita-Cita Kita

DOR!

Pasti nih, pasti lo semua punya cita-cita. Entah dalam waktu dekat atau untuk jangka panjang atau masa depan. Pokoknya pasti punya cita-cita, entah itu hal sepele atau hal besar sekalipun. Begitu juga gue, dan pacar gue saat ini.

Kemaren gue lagi iseng, jalan sama Cia. Padahal gue lagi UKK. Tapi bodo amat hahaha. Gue sama Cia makan roti bakar di depan griya. Gue makan pisang bakar, Cia makan mie rebus.
Pas jam 7, baru aja mau pulang eh ujan.....
Jadilah gue dan Cia terperangkap di dalam roti bakar dan hujan. Gue menghabiskan waktu di sana, ngobrol ngalor-ngidul sampe bosen sendiri. Sudah berbatang-batang gue habiskan dan hujan gak berenti juga.
Eh akhirnya hujan berhenti, Cia menjemput adiknya. Gue bingung dan ditemani rintik gerimis kecil dan lucu akhirnya memutuskan untuk pergi ke komplek tempat tinggal pacar gue. Sekalian pulang tadinya, kan satu arah.
Nah, jadi ceritanya si pacar gue ini sedang sakit. Gue berniat menjenguk tadinya.
Tapi mendadak gue labil. Yaudah gue pikir "lewat aja ah, males ngetok pintu. Gak bawa apa-apa lagian."
Eh emang rejeki apa gimana gitu yak, pas di belokan deket rumah Mas Abut ada tukang toge goreng. Kemarennya tuh baru aja ngomongin toge goreng, dia pingin toge goreng. Yasudah beli lah gue toge goreng tersebut. Gue bungkus dan gue bawa ke rumah pacar tercinta. Tadinya setelah beli toge goreng, pikiran gue berubah lagi "ah yaudah nganter toge goreng aja abis itu pulang".
Ternyata Tuhan berkata lain, pas gue nyampe rumah Mas Abut, dia lagi di depan rumah, belepotan cat dan berdiri di depan vespanya. Ternyata dia lagi ngecat vespanya.
Gue turun dengan segenap cinta lalu gue menyerahkan bungkusan kecil yang tidak seberapa, lalu masuk ke arena pengecatan vespa.
Gue duduk, ngeliatin. Terus gue suruh makan. Gue nyuapin mas Abut loh! (walaupun akhirnya gue disuapin juga sama dia, sialan bat gue jadi ngabisin. tapi gapapa.) FYI, gue baru tau yang namanya toge goreng tuh bentuknya begitu.
Sama aja kayak mie goreng. Parah nih konspirasi! Nggak digoreng bilangnya goreng.

Oke skip aja itu masalah toge goreng konspirasi.
Jadi di tengah-tengah pembicaraan kita, mas Abut memandangi vespanya.
Dia bilang "Ini pacar pertamaku loh, kamu jangan cemburu ya" YAKALI gue cemburu sama vespa. Vespa ga bisa ngegombalin mas Abut gue bisa, vespa gak bisa sms mas Abut gue bisa, hahaha ya ngapain cemburu sama vespa. "Yakali gue cemburu sama vespa" terus cerita punya cerita ternyata mantannya itu cemburu sama vespa. Bukannya gue mau menjatuhkan, tapi... Kok kayaknya berlebihan banget ya itu orang? Hahaha pleasee deeeh gak gitu juga kali. "My boy's life, his rules, his way. So I love him with his life, rules, and his way"
Kalo cinta seseorang, lo harus mencintai dari attitudenya, jangan dari mukanya. Cintai tingkahnya, jangan gayanya.
Kalo cari pacar itu lihat dari hati dan kesungguhannya, lihat dari bagaimana dia memperlakukan lo. Ganteng dan good looking itu bonus.
Eh jadi out of topic kan tuh hahaha

Terjadi pembicaraan sakral dan membekas di pikiran gue, bikin terharu soalnya.'

A: Wih. Pelangi. Cita-cita gue nih dari dulu hehe baru kesampean sekarang, dulu gue ga boleh main vespa sih. Ke mana-mana dijemput kayak anak bangsawan
O: hahaha emang iya? cie cita-citanya sudah terkabul. Eh gue juga nih
A: Emang apaan?
O: ini rambut, kan dari dulu banget pingin ngegimbal. Tapi ga dibolehin sama yang dulu
A: Oh, hahaha
O: cie hahaha berarti kita ketemu buat saling mewujudkan cita-cita ya, kamu ketemu aku jadi ngewarnain vespa, aku ketemu kamu jadi ngegimbal rambut.

Terus kita toss :D


Aduh gue mau ngepos gambarnya tapi sulit nih. besok-besok aja deh.

sábado, 4 de junio de 2011

Syahdu

Agak norak emang bahasanya, syahdu. Tapi lagi ngetrend gitu di kalangan teman-teman gue jadi gue pake aja deh.
Syahdu adalah di saat lo kemaleman, nobar rame-rame di rumah pacar lo, melakukan hal-hal bodoh bareng, tidur di sana dan dibangungkan ketika matahari setinggi galah, pas lo buka mata cuma ada pacar lo dan dia ngecup kening lo dengan lembut. Asli syahdu banget. Gue pingin ngalamin hal itu lagi. Semoga Tuhan memberi umur panjang buat gue, pacar gue, dan hubungan kita. Aamiin.

jueves, 2 de junio de 2011

Hari Tolol Bersama Pacar

Dhuar! Males yak baca judulnya? Hahaha bodo ah gue mau cerita pokoknya.
Hari ini, 2 Juni 2011. Gue mau ngajakin pacar gue ke pameran arsitektur, tadinya tapi gak jadi gara-gara gue baru ke rumahnya sekitar jam 12an, panas, jam 3 laper, makan, jam 4 baru berangkat dan pameran tutup jam 5. Pamerannya di Universitas Pancasila. Oke. Kita pindah haluan.

Singkat cerita gue dan mas Abut yang udah di angkot, pindah haluan jadi ke detos. Nonton. niatnya tapi apa yang terjadi?
DOMPET MAS ABUT KETINGGALAN PEMIRSA! Hahahahahahahaha entah kenapa gue malah ketawa-ketawa bukannya ikutan panik hahahahahahahha dasar pacar gak tau keadaan banget sih lo live hahahahahaha

Mas Abut panik, kita turun di depan Detos. Mas Abut bongkar-bongkar tas dan sms kakaknya yang ada di rumah, bertanya apakah ada dompetnya dia di rumah. Ternyata ada di kasurnya. GUE KETAWA LAGI hahahahahahahaha

Gue disuruh nunggu di Detos, sementara mas Abut ngambil dompet. Kita mau ke atas, naik lift. Di depan lift mendadak mas Abut inget kalo dia ngantongin duit. Lumayan. Terus bingung kan di depan lift. Dengan keadaan bingung dan masih panik yah pokoknya keadaan belum stabil deh, kita berdua masuk lift. Liftnya turun ke Under Ground. Tapi mas Abut malah keluar. Gue ikut keluar terus ketawa-ketawa. Mas Abut bingung terus bilang "dih tolol ngapain kita turun di sini? kan kita mau ke atas" gue jawab sambil ketawa-ketawa "ya lagian elu turun, yaudah gue ikut aja hahahaha" dia kesel, "elu bukannya narik gue ke dalem lagi" gue bilang "hahahahahaha tinggal naik eskalator elah" dia masih merasa tolol dan kondisi otaknya belum stabil akibat panik tadi. Masih menyalahkan gue kenapa gue gak narik lagi ke dalam lift, gue ngeles dengan alasan malu entar kalo narik dia lagi ke dalem lift hahahahahaha sumpah ini gue gak berhenti ketawa hahahaha

Pas sampe di atas, ke bioskop. Gak ada film yang dicari. Merokok dulu. Ketemu Zamar dengan Ayu, lalu Cakil dengan Giana. Enggak tau kenapa gue sebel banget ketemu orang yang gue kenal. Dengan cepat gue menarik mas Abut dan buru-buru cabut. Cuma satu klausa yang mau gue sebutin, "dih, elu! Anjing". Hanya itu. Oke skip, merokok. Cari jadwal bioskop. next goes to margo. Banyak orang ngeliatin. Mungkin karena mas Abut keren, atau rambut gue yang gimbal 2 plintir ini, gue gak tau. Pokoknya gue agak risih diliatin.
Kita cusss ke Platinum. Mesen tiket. Tadinya mau nonton Creek malah nonton Kentut. APAAN DAH. Gue ikut aja. Yang penting sama mas Abut. Sambil nunggu kita ngopi di foodcourt. Ketemu temen-temennya mas Abut. Yeah, pacar gue eksis sekali mabroh.
Di sini terjadi kebodohan lagi.
Selesai beli tiket itu jam 17.06, filmnya mulai jam 17.25.
Mas Abut fudulin hp gue, abis itu dia ngeliat jam. Diperbesar jamnya, 17.25. Bener-bener gede, lo bayangin aja hape touch screen kalo jamnya digedein kan segede gaban. Gue pikir mas Abut nyadar. Gue diemin aja, kali-kali emang dia santai. Eh betulan gue diemin, dia malah bakar rokok. Gue ketawa aja, sambil bilang "Eh kan filmnya mulai jam 17.25 hahahahahahahahaha" katanya "hah betulan? ah lu bukannya bilang, sengaja banget bilangnya pas gue udah bakar" gue ketawa "hahahaha kirain nyadar, lagian lu liat jam segede gaban nggak nyadar juga, yaudah gue tes aja nyadar apa kaga taunya enggak hahahahahaha". Mas Abut mukanya asem, dia bilang "yaudah setengah batang ya" gue bilang "santai hahahaha". Gue sama mas Abut cabut ke bioskop, tapi gue ketemu Hempy. Dia sat sut sat sut, gue nunjuk dia dan kembali gue katakan "dih, elu! Anjing" dan buru-buru narik mas Abut biar buru-buru cabut. Gue sebel.
Akhirnya nonton film. Filmnya endingnya gantung. Mas Abut nyesel, kenapa dia gak nonton creek aja tadi. Sukurin. Gue kan tinggal ikut doang hahahahahaha

Setelah selesai nonton, kita ngerokok lagi di foodcourt, kita nyampur teh botol dan teh bersoda. Kita menikmatinya. Ketemu temen-temennya mas Abut LAGI. Yak pacar saya temennya banyak yah di emol. Pembicaraan yang gue inget tadi pas di eskalator,

O: pacarku kribo haha
A: pacarku gimbal haha
O: pacarku keren hahaha eh tapi pacarnya pacarku juga keren :p (gakmau kalah)

Sekian. Gue pulang ngangkot lagi dan angkotnya nyebelin banget bikin gue mual. Sampe rumah mas Abut gue ambil motor, lalu pulang. Yeah! I'm home dan langsung bikin postingan ini. Selamat membaca!